Menjadi Manusia Tangguh
Kita akan
salut kepada seorang ibu yang mati-matian mengurus anaknya di tengah
kesulitan ekonomi yang menghimpit. Kita akan salut kepada pasukan yang
berani mati di medan perang, walau musuh yang dihadapi jumlahnya jauh
lebih banyak. Kita akan salut kepada seorang pemimpin yang jujur,
sederhana dan berjuang siang malam demi kebaikan orang-orang yang
dipimpinnya. Intinya, kita akan salut kepada mereka yang memiliki
ketangguhan dalam hidup.
Pertanyaannya, apakah kita termasuk manusia tangguh atau rapuh? Di balik manusia tangguh, biasanya ada banyak manusia rapuh. Dihadapkan pada masalah sepele saja mereka goyah. Lihatlah, ada yang hanya putus cinta, ia bunuh diri. Atau hanya karena tidak disapa tetangga, ia panas dingin dan sakit hati. Maka, mulai sekarang kita harus memiliki keberanian untuk mengevaluasi diri. Apakah kita itu bermental tangguh atau sebaliknya?
Ketangguhan
hakiki tidak dilihat dari fisiknya (walau ini penting), tapi dilihat
dari keimanannya. Manusia paling tangguh adalah manusia yang paling
takwa dan kuat imannya. Boleh jadi tubuh kita lemah, rapuh, bahkan
lumpuh, tapi kalau ia memiliki ketangguhan iman, maka kelemahan fisik
akan tertutupi.
Orang yang kuat iman, salah satu cirinya adalah tangguh menghadapi cobaan hidup. Kesulitan apapun yang menderanya, tidak sedikit pun ia berpaling dari Allah, malah semakin dekat. Ada lima prinsip yang senantiasa dipegangnya. Pertama, sadar bahwa kesulitan adalah episode yang harus dijalani. Sehingga ia akan menghadapinya sepenuh hati; tidak ada kamus mundur atau menghindar. Kedua, yakin bahwa setiap kesulitan sudah tepat ukurannya bagi setiap orang. Ketiga, yakin bahwa ada banyak hikmah di balik kesulitan. Keempat, yakin bahwa setiap ujian pasti ada ujungnya. Kelima, yakin bahwa setiap kesulitan yang disikapi dengan cara terbaik akan mengangkat derajatnya di hadapan Allah. Ada sesuatu yang besar di balik kesulitan yang menghadang. Semakin berat ujian, semakin luar biasa pula ganjaran yang akan diterima.
Sesulit apapun keadaan kita, pilihan terbaik hanya satu: “Kita harus menjadi manusia tangguh”. Jangan putus asa atau menyerah. Bergeraklah terus karena segala sesuatu ada ujungnya. Kesulitan tidak mungkin akan terus mendera kita. Bukankah di balik setiap kesulitan ada dua kemudahan?
(KH.Abdullah Gymnastiar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar